well, akhirnya setelah ngubek2 internet & tanya sana-sini untuk memilih distro linux i686, saya memutuskan untuk memilih distro archlinux sebuah distro yang di optimasi untuk mesin i686.
sedikit cerita:
distro ini emang tidak banyak orang yang tahu, distrowatch juga ngak menampilkannya di halaman depan. user distro ini kebanyakan orang2 eropa, terlihat dari kontributor wiki-nya. ketika download: tersedia images untuk architecture 64 bit dan 32 bit (awas, jangan salah download).
untuk CPU, karena di optimasi untuk i686, maka syarat minimum hardware adalah pentium 2.
RAM 256MB udah cukup kok, pilihan optimasi ini menurut saya sangat tepat karena sebagian besar komputer di dunia adalah keluarga i686. spek komputer saat instalasi: pentium3 1GHz, 256MB RAM, harddisk SCSI 18GB.
infomasi dari website distro mengakatan bahwa archlinux bukan ditujukan untuk pemula linux, karena minimnya tools konfigurasi. yahh… seperti slackware gitu deh…
but, buat saya, hal tersebut justru cocok untuk para pemula, karena mereka langsung belajar “daleman“-nya linux. kalo cuman pake tools mah, anak kecil juga bisa kalee…
ok, lanjut lagi…
process instalasi menggunakan text mode, so mirip dengan slackware. eh ngak juga, ini lebih manual lagi. lama waktu instalasi sekitar 25 menit (1 CDROM).
yang lama ya konfigurasinya itu, kemudian initrdnya. initrd sih dikerjakan otomatis oleh installernya, cuman makan waktu rada lama.
distro ini sangat minimalis, hanya menyertakan program2 penting aja.
hampir semua daemon & utilities untuk server udh tersedia.
so, memang sangat cocok dgn kebutuhan saya, yaitu membuat server internet/intranet.
selese instalasi, ada sedikit problem: kernel panic.
setelah di trobleshoot, itu ada beberapa modul initrd yang tidak di masukkan. dimana modul ini adalah penting untuk mengakses hardware.
so, saya ganti default bootnya menjadi “archlinux failsafe” dari menu GRUB. beres deh…
kernelnya seeh sama aja dengan yang bermasalah sebelumnya, cuman initrdnya beda.
yang failsafe lebih besar ukurannya.
untuk hardware detection, archlinux juga yahuud. semua hardware terpasang bisa didetect dengan baik.
pasca instalasi, distro ini udah secure by default. service ssh dan lainnya harus di aktifkan manual.
kemudian secara default, /etc/hosts.deny udah terisi ALL:ALL.
so, kalo mau mesinnya bisa diremote via ssh dari luar, /etc/hosts.deny kudu di modif.
ini yang bikin para newbie panik. kok mesin archlinuxnya ngak bisa diakses sama sekali yah?
ngak taunya karena masih DENY ALL. hehehehe
slackware adalah distro yang sudah saya pake cukup lama. gentoo pun pernah sempat di icip-icip.
saya rasa archlinux adalah gabungan keduanya.
sederhana seperti slackware, dan punya package management seperti gentoo. suatu paduan yang manTEB!!
untuk konfigurasi, archlinux lebih simple lagi (lebih manual lagi maksudnya). hehehe
konfigurasi basic & utama terletak pada file /etc/rc.conf. (mirip dengan freebsd)
urutan execution daemon juga disetting dengan mudah disini.
suatu sentralisasi file konfigurasi yang baik, terutama untuk memanage daemon yang dieksekusi saat booting.
mengenai performance, ngak usah ragu. CEPAT.
kompresi file, untar, loading program, semuanya berlangsung tanpa waktu tunggu yang lama (terutama loading software). memakai KDE serasa terbang, sangat responsive. (KDE-nya harus didownload dulu yah…)
tentu saja jika ingin install program lainnya, harus download dari repo.
sekali lagi yang menarik, anda akan punya dua pilihan: mo install paket2 binary (menggunakan pacman), atau compile dari sourcenya (menggunakan ABS). jangan khawatir, keduanya otomatis kok.
untuk opsi “compile dari source”, kita bisa edit file PKGBUILD tempat parameter untuk mengenerate package.
memang, ngak setiap download URL adalah valid, karena itulah file PKGBUILD perlu diedit atau di update dari internet.
dengan system pemaketan seperti ini, dimungkinkan adanya RSU (rolling software update).
artinya, kita bisa mengupgrade system tanpa harus menunggu si creator distro merelease CD ISO yang baru. artinya, jika tahun depan archlinux mengeluarkan file ISO/CD paket yang lebih baru, saya ngak perlu download.
karena system saya akan selalu memakai the latest version.
update keseluruhan system juga dimungkinkan hanya dengan 1 command.
sekian komentar pribadi saya tentang archlinux:
saya puas dengan performance archlinux.
buat temen2 lain, selamat mencoba.
ohya, archlinux juga ada downsidenya: yaitu karena archlinux selalu menggunakan the latest version of the softwares.
disatu sisi bagus karena kita pengen nyoba software release terakhir.
disisi lain, ini juga ngak bagus karena kita ngak tau itu software tersebut stable atau tidak. sehingga untuk aplikasi yang mission-critical seperti telco, banking, dll pada organisasi tersebut masih menggunakan distro yang telah melewati testing yang ketat. misal redhat enterprise, suse enterprise, solaris, AIX, HP-UX, dll.
numpang baca mas.. 😀
@agus: silahkan…